BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Pada
dasarnya, dalam melakukan kegiatan sehari-hari manusia tidak terlepas dengan
perencanaan. Tetapi sering tidak disadari bahwa mereka telah melakukan
perencanaan. Setiap orang pasti mempunyai tujuan atau suatu cita-cita dalam
hidupnya. Dalam usaha mereka untuk mencapai suatu tujuannya mereka pasti
mempunyai strategi atau perencanaan bagaimana mewujudkan cita-citanya atau
tujuannya tersebut. Perencanaan terjadi disetiap jenis kegiatan. Seseorang jika
ingin bertindak untuk melakukan sesuatu apapun pasti mereka menyusun suatu
perencanaan kegiatan yang akan dilakukan untuk ke depan.
Sering kita dengar kampanye yang disampaikan oleh bupati,
gubernur ataupun presiden itu adalah planning atau sebuah perencanaan yang akan
mereka jalankan ketika mereka terpilih. Jadi, penulis dalam kesempatan kali ini
akan membahas sedikit tentang planning atau proses perencanaan. Mengapa
demikian? Karena kami berfikir bahwa pengetahuan planning itu sangat penting
bagi mahasiswa.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat
ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
- Apa pengertian
perencanaan
- Apa saja
macam-macam perencanaan
- Apa saja jenis perencanaan
1.3
Tujuan
Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk :
(1) mengetahui pengertian perencanaan;
(2) mengetahui macam-macam perencanaan;
(3) mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam perencanaan dan cara
mengatasinya
Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk :
(1) mengetahui pengertian perencanaan;
(2) mengetahui macam-macam perencanaan;
(3) mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam perencanaan dan cara
mengatasinya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaan
Perencanaan
adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan
pencapaiannya. Merncanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia,
sumber daya alam, dan sumber daya lainya untuk mencapai suatu perencanaan. perencanaan dalam
pengertian ini menitikberatkan kepada usaha untuk menyeleksi dan menghubungkan
sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk
mencapainya.adapaun tokoh lain mengartikan pengertian manajemen sebagai
berikut:
a.) Herbert
simon (1996) : perencanaan adalah sebuah proses pemecahan masalah yang
bertujuan adanya solusi dalam suatu pilihan.
b.) Gordon
Rowland (1993) : perencanaan bukan hanya membantu menciptakan solusi tapi
juga membantu untuk lebih memahami permasalahan itu sendiri.
Perencanaan secara garis besar diartikan
seagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai
tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi. Pada
dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan apa (what),
siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu
fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan
kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan
serta programprogram yang dilakukan. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat
berupa rencana informal atau secara formal. Rencana informal adalah rencana
yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu
organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus
dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi
ami guitar dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat
unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam
pertanyaan yang disebut sebagai unsurunsur perencanaan. Unsur pertama adalah
tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus
dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan
tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan
yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga perlu
memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :
1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh
yang menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda
dapat ditiadakan.
2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang
seebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan
diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan
begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus
dijaga stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.
4. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor
produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang
ada dalam organisasi.
2.1.1 Proses Perencanaan
Sebelum para manajer dapat
mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus
membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada
tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan
mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada
semua tingkatan manajemen dan semakin mengingkat pada tingkatan manajemen yang
lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling
besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya
mencurahkan hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan pada
strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih
rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka
waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam
tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi
dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan
berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang
daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu
mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun
perencnaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para mnajer untuk mengerti
peranan perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui
empat tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan
hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian
kegiatan untuk pencapaian tujuan
2.1.2 Alasan Perlunya Perencanaan
Salah satu maksud dibuat perencanaan
adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan
pencapain tujuantujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan
pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi
harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak
hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam
dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
1. Untuk mencapai “protective
benefits” yang dihasilkan dari
pengurangan
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2. Untuk mencapai “positive
benefits” dalam bentuk
meningkatnya sukses pencapaian
tujuan organisasi.
tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah :
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahanperubahan
lingkungan
lingkungan
2. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi
lebih jelas
3. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai
bagian organisasi
6. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah
dipahami
7. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. Menghemat waktu, usaha, dan dana
Beberapa kelemahan perencanaan adalah :
1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada
kontribusi
nyata
nyata
2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif
dan berinovasi
4. Kadang-kadang hasil yang paling
baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada
saat masalah tersebut terjadi
saat masalah tersebut terjadi
5. Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten
2.1.3 Hubungan Perencanaan
dengan Fungsi Lain
Perencanaan adalah fungsi yang paling
dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta
kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan saling tergantung dan
berinteraksi.
Pengoranisasian (organizing) adalah perencanaan
untuk menunjukkan car dan perkiraan bagaimana mengoranisasikan sumber
daya-sumber daya orgnisasi untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
Pengarahan (directing) adalah perencanaan
untuk menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya-sumber daya yang
diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling) adalah perencanaan dan pengawasan yang saling berhubungan erat.
Pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap
rencana.
2.2 Tujuan perencanaan
a. Tujuan
pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun
karyawan non manajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang
harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerjasama, dan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanparencana, departemen dan
individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga
kerja organisasi kurang efesien.
b. Tujuan kedua adalah untuk mengurangi
ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa
untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari
perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
c. Tujuan ketiga adalah
untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yangterarah dan terencana,
karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain
itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapatmengidentifikasi dan menghapus
hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensidalam perusahaan.
d. Tujuan yang terakhir adalah
untuk menetapkan tujuan dan standar yangdigunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian.
Proses pengevaluasian atau evaluating adalah prosesmembandingkan
rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana,manajer tidak akan
dapat menilai kinerja perusahaan. Selain keempat hal tersebut, sebagian
besar studi menunjukan adanya hubunganantara perencanaan dengan kinerja
perusahaan.
Perencanaan juga bertujuan untuk:
1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat, biaya, tenaga, dan waktu.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7. Menyerasikan dan memadukan bebera pa subkegiatan.
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
MANFAAT
PERENCANAAN
1. Standar pelaksanaan dan pengawasan
2. Pemilihan berbagai alternative terbaik
3. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
4. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
5. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
6. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait, dan,
7. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
1. Standar pelaksanaan dan pengawasan
2. Pemilihan berbagai alternative terbaik
3. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
4. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
5. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
6. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait, dan,
7. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
2.3 Prinsip
– Prinsip Perencanaan
Planning yang efektif didasarkan pada fakta dan
informasi, bukan atas dasar emosi ataukeinginan. Fakta-fakta yang relevan
dengan situasi yang sedang dihadapi berhubungan eratdengan pengalaman dan
pengetahuan seorang manajer. Dibutuhkan cara berfikir yang berefleksi;
juga dapat dibantu oleh imaginasi dan forecast. Selanjutnya Harold Koontz
danCyril O'Donnell[10] dalam buku principles of management mengemukakan
prinsip-prinsip planning sebagai berikut :
a. Prinsip membantu tercapainya tujuan
(principle of contribution to objective). Setiap perencanaan dan segala
perubahannya harus ditunjukkan kepada pencapaian tujuan.
b. Prinsip pengutamaan perencanaan
(principle of primacy of planning). Perencanaanmerupakan keperluan utama
daripada manajer, fungsi lainnya adalah organizing,staffing, directing, dan control.
Seorang manajer tidak akan dapat melaksanakanfungsi-fungsi manajemen lainnya
tanpa mengetahui tujuan dan pedoman dalammelaksanakan kebijaksanaan.
c. Prinsip pemerataan perencanaan
(principle of pervasiveness of planning).Walaupun fungsi manajemen itu sama
pentingnya baik dalam ketentuan maupun pelaksanaannya, tetapi harus
diingat bahwa prinsip pemerataan perencanaanmemegang peranan penting, mengingat
manajer dalam tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan
bertanggungjawab atas berhasilnya rencana tersebut.Tidak pernah ada seorang
manajer yang tidak mengerjakan perencanaan
2.3.1 Hambatan dalam Penetapan dan
Tujuan dan Perencanan
a. Tujuan
yang Tidak Tepat
Tujuan yang tidak tepat mempunyai banyak
bentuk. Membayar deviden yang besar kepada pemegang saham mungkin tidak jika
dananya didapatkan dengan mengorbankan penelitian dan pengembangan tujuan
mungkin juga tidak tepat jika tujuan tersebut tidak dapat dicapai. Jika Kmart
menetapkan tujuan untuk memperoleh lebih bayak pendapatan dibanding Wal-Mart
tahun depan, karyawan perusahaan mungkin. Tujuan juga tidak tepat jika tujuan
itu menepatkan terlalu banyak penekanan pada ukuran kuantitatif maupun
kalitatif dari keberhasilan.
b. Sistem Penghargaan yang Tidak Tepat
Dalam beberapa lingkungan, sistem
penghargaan yang tidak tepat merupakan hambatan dalam penetapan tujuan dan
perencanaan.
c. Lingkungan
yang Dinamis dan Kompleks
Sifat dari suatu lingkungan organisasi
juga merupakan hambatan bagi penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif.
Perubahan yang cepat, inovasi teknologi, dan persaingan yang ketat juga dapat
meningkatkan kesulitan bagi suatu organisasi untuk secara akurat mengukur
kesempatan dan ancaman di masa mendatang.
d. Keengganan untuk Menetapkan Tujuan
Hambatan lain terhadap perencanaan yang
efektif adalah tujuan bagi mereka sendiri dan untuk unit-unit yang merupakan
tanggung jawab mereka. Alasan untuk ini mungkin adalah kurangnya rasa percaya
diri atau takut akan kegagalan. Jika seorang manajer menetapkan suatu tujuan
spesifik, ringkas, dan berhubungan dengan waktu, maka apakah ia mencapai atau
tidak mencapai tujuan tersebut akan tampak nyata. Manajer yang secara sadar
atau tidak sadar berusaha untuk menghindari tingkat tanggung jawab ini lebih
mungkin untuk menghindari usaha perencanaan organisasi. Pfizer, suatu
perusahaan farmasi besar, mengalami masalah karena manajernya tidak menetapkan
tujuan untuk penelitian dan pengembangan. Sebagai akibatnya, organisasi
tersebut jauh tertinggal di belakang karena manajer tidak memiliki cara untuk
mengetahui seberapa efektif usaha penelitian dan pengembangan mereka
sebenarnya.
e. Penolakan
terhadap Perubahan
Hambatan lain dalam menetapkan tujuan
dan perencanaan adalah penolakan terhadap perubahan. Perencanaan pada intinya terkait
dengan perubahan sesuatu dalam organisasi. Avon Products hampir membuat dirinya
sendiri bangkrut beberapa tahun yang lalu karena perusahaan bersikeras
melanjutkan kebijakan pembayaran deviden yang besar kepada para pemegang
sahamnya. Ketika laba mulai turun, manajer menolak memotong deviden dan mulai
melakukan pinjaman untuk membayar deviden tersebut. Hutang perusahaan meningkat
dari $3 juta menjadi $1,1 miliar dalam waktu delapan tahun. Pada akhirnya,
manajer terpaksa menyelesaikan masalah dan memotong deviden.
f. Keterbatasan
Keterbatasan (constraints) yang membatasi apa yang dapat dilakukan
organisasi merupakan hambatan utama yang lain.
2.4 Jenis-Jenis Perencanaan
Ada beberapa macam perencanaan yang
ditinjau dari beberapa segi,yaitu:
A. Jenis perencanaan
menurut prosesnya :
(1) Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkankebijakansaja,
tentang garis besar atau pokok dan bersifatumum. Mengenai apa dan bagaimana
melaksanakan kebijakanitu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
(2) Program Planning, merupakan perincian dan penjelasandaripada policy
planning. Dalam perencanaan ini biasanyamemuat, hal-hal berikut:(a) Ikhtisar
tugas-tugas yang harus dikerjakan(b) Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat
digunakan(c) Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan(d) Prosedur kerja
yang harus dipatuhi(e) Struktur organisasi yang harus dipenuhi
(3) Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatuperencanaan yang
memuat hal- hal yang bersifat teknis seperticara-cara pelaksanaan tugas agar
berhasil mencapai tujuanyang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat
dalamperencanaan ini adalah: Analisa daripada program perencanaan(a) Penetapan
prosedur kerja(b) Metode-metode kerja(c) Tenaga-tenaga pelaksana(d) Waktu, dan
sebagainya
B. Jenis perencanaan
menurut jangka waktunya :
(1) Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yangdalam
pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tigatahun
(2) Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu
pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1hingga tiga tahun
(3) Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek
yangpelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun
C. Jenis perencanaan
menurut wilayah pelaksanaannya :
(1) National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh wilayah
Negara
(2) Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah
(3) Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.
D. Jenis perencanaan
menurut penggunaannya :
(1) Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai
saja. Dalam artian jika rencana tersebut telahtercapai, maka tidak akan
digunakan lagi
(2) Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secaraberulang-ulang,
walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali
E. Jenis perencanaan
dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan :
1. General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan
menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih luas.Misalnya rencana Kepala
Bidang Kanwil untuk satu tahunpelajaran
2. Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenai keegiatan khusus,
misalnya perencanaan yang dilakukan olehkepala sekolah untuk mengatasi
kesulitan belajar dikelas IPS.
Perencanaan telah diterapkan pada semua
jenis kegiatan dan sesungguhnya terdapat berbagai jenis perencanaan. Beberapa
rencana meliputi: kegiatan yang sangat luas, sedangkan ada juga yang meliputi
kegiatan terbatas saja, ada yang semata-mata meliputi pertimbangan operasional,
sedangkan yang lain menitikberatkan pada pelaksanaan, biaya,kualitas atau
unsur-unsur penting lainnya.
Menurut G.R. Terry
bahwa jenis rencana dapat di klasifikasikan menjadi:
a. Rencana Pengembangan
a. Rencana Pengembangan
b. Rencana Pemakai
c. Rencana Anggota-Anggota Manajemen
Klasifikasi dari rencana-rencana
tersebut adalah sesuai dengan waktu yang di liput oleh rencana-rencana yang
bersangkutan. Dengan demikian terdapat rencana-rencana dilihat dari segi waktu
jangka panjang (meliputi waktu lima tahun atau lebih) dan rencana jangka pendek
(meliputi waktu dua tahun atau kurang). Rencana-rencana yang meliputi waktu
tiga hingga limatahun kadang-kadang dianggap berjangka pendek atau juga
dianggap jangka panjang, tergantung dari organisasi yang bersangkutan, ada juga
menyatakan rencana-rencana seperti adalah berjangka sedang, tetapi tidak begitu
umum disebut demikian. G.R. Terry lebih condong memakai periode waktu
membenarkan pengeluaran-pengeluaran seperti ditetapkan di dalam rencana
yang bersangkutan.Artinya, mereka menginginkan agar rencana
mencakup waktu yang diperlukan untuk menutup komitmen pengeluaran mereka. Hal
tersebut sering dinyatakan sebagai Recovery Cost. Menerima
konsepsi komitmen tersebut berarti bahwa yang direncanakan itu selalu
berbeda,tergantung dari hal-hal tersebut di atas dan keyakinan dari para
top manajer. Jenis-jenis rencana lainnya ialah rencana orientasi dan
rencana operasional.Rencana-rencana tersebut dapat berupa rencana jangka
pendekdan rencana jangka panjang.Rencana orientasi berusaha untuk memperjelas
sasaran-sasaran perusahaan yang masih aktuil, kegiatannya, kemampuan, personil
dan hubungannya dengan para langganan. Dengan latar belakang rencana rencana
seperti itu, dapat dibuat proyeksi tentang hal-hal yang diharapkan akan
terjadi. Sebaliknya, rencana-rencana tersebut dapat memberi evaluasi kepada
para manajer tentang situasi, rencana. Rencana-rencana operasional
meliputi kegiatan-kegiatan yang segera akan dilaksanakan. Ia dapat
menjawab siapa yang akan melaksanakan apa mengaktifkan sumber-sumber
fisik. yakni fasilitas, bahan dan personil,merupakan hal-hal yang dicakup oleh
rencana tersebut.
2.5
Tipe-Tipe Perencanaan
Perencanaan dan rencana dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara yang
berbeda. Meskipun proses dasar perencanaan adalah sama bagi setiap menejer,
dalam praktek perencanaan dalam mengambil berbagai bentuk. Ini disebabkan
beberapa alasan. Pertama, perbedaan tipe organisasi mempunyai perbedaan misi,
dimana pendekatan perencanaan yang digunakan berbeda pula. Kedua, bahkan dalam
suatu organisasi yang sama dibutuhkan tipe-tipe perencanaan yang berbeda untuk
waktu-waktu yang berbeda. Ketiga, manajer-manajer yang berlainan akan mempunyai
gaya perencanaan yang berbeda.
Ada
lima dasar yang digunakan dalam mengklasifikasikan perencanaan, yaitu:
1. Bidang
fungsional : Mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan, dan
personalia. Setiap faktor memerlukan tipe perencanaan yang berbeda.
Misalnya: rencana produksi meliputi perencanaan kebutuhan
bahan,scheduling atau penjadwalan produksi, jadwal pemeliharaan
mesin, dan sebagainya.
2. Tingkatan
organisasional : termasuk keseluruhan organisasi atau satuan-satuan
kerja organisasi. Teknik-teknik dan isi perencanaan berbeda untuk tingkatan
yang berbeda pula. Perencanaan organisasi keseluruhan akan lebih kompleks
daripada rencana kerja organisasi.
3. Karakteristik
(sifat) rencana : meliputi faktor-faktor kompleksitas, fleksibilitas,
keformalan, kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif dan kualitatif.
Misalnya : rencana pengembangan produk biasanya bersifat rahasia,
rencana produksi lebih bersifat kuantitatif dibanding rencana personalia.
4. Waktu : menyangkut
rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
1.Jangka pendek
< 1 tahun
2.Jangka
menengah 1 – 5 tahun
3.Jangka
panjang > 5 tahun
5. Unsur-unsur
rencana: dalam wujud anggaran, program, prosedur, kebijaksanaan dan
sebagainya. Perencanaan berbagai tingkatan dan setiap tingkatan merupakan
bagian dari tingkatan yang lebih tinggi.
Ada dua
tipe utama rencana yaitu:
1. Rencana-rencana
strategik (strategic plans), yang dirancang memenuhi tujuan-tujuan organisasi
yang lebih luas, mengimplementasikan misi yang memberikan alasan khas
keberadaan organisasi.
2.
Rencana-rencana operasional (operational plans), penguraian lebih terperinci
bagaimana rencana-rencana strategik akan dicapai.
Ada dua
tipe rencana-rencana operasional, yaitu:
a.) Rencana
sekali pakai (single-use plans) dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu dan tidak digunakan kembali bila telah dicapai. Tipe-tipe pokok
rencana sekali pakai adalah program, proyek dan anggaran.b.)
b.) Rencana
tetap (standing plans) merupakan pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan
situasi-situasi yang dapat diperkirakan dan terjadi berulang- ulang. Wujud umum
rencana-rencana tetap adalah kebijaksanaan, program dan aturan.
2.6 Langkah-langkah
perencanaan
Perencanaan membutuhkan pemkiran yang mendalam dengan
pemikiran yang mendalamakan membantu proses perencanaan yang akan buat.
Pemikiran tersebut dilandasi dengan keikhlasan dan keinginan untuk merencanakan
suatu sebuah perencanaan bersama. Lebih dari dalam proses perencanaan hendaknya
memperhatikan pendapat dan aspirasi bersama, Islam menurut Asnawir dalam
bukunya Manajemen Pendidikan, paling tidak dalam menyusun perencanaan
pendidikan, termasuk perencanaan pendidikan Islam, perlu memperhatikan empat
unsure:
· Pertama
tujuan hendaknya jelas, yang tercakup perumusan sasaran untuk mencarisolusi
dari problem yang ada.
· Kedua,
menetapkan teknik pengumpulan dan pengolahan data.
· Ketiga,
berorentasi ke masa depan yang bersifat prediksi. Keempat, adanya kegiatan yang
tersusun, terangkai untuk mencapai tujuan.
· Keempat unsur
tersebut hendaknya menjadi perhatian bagi manajer sebelum menyusun perencanaan.
Hal ini perlu karena berhubungan dengan kualitas, efektifitas dan efesiensi
dalam isi kebijakan yang tersusun dalam perencanaan.
Langkah-langkah perecanaan
diantaranya:
a. Menetapkan
tugas dan tujuan Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan,
suatu rencana tidak dapat diformulir tanpa ditetapkanterlebih dahulu apa yang
menjadi tugas dan tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan,
sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.
b. Observasi dan
analisa Menentukan factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam
pencapaian tujuan (Observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan
analisa terhadapnya untuk ditentukan mana yang digunakan.
c. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan Faktor yang
tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam
pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas
dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarnya biaya yang dibutuhkan
efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya.
d. Membuat sintesa Sintesa yaitu
alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan cara
mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyaikelemahan-kelemahan.
2.6.1 Kerangka Waktu Perencanaan
1. Rencana Jangka Panjang
Suatu rencana jangka panjang (long-range
plan) meliputi banyak tahun, mungkin bahkan beberapa dekade.
2. Rencana jangka Menengah
Suatu rencana yang agak bersifat
sementara dan lebih mudah berubah dibanding rencana jangka panjang. Rencana
jangka menengah biasanya meliputi periode satu hingga lima tahun dan terutama
penting bagi manajer menengah dan manajer lini.
3. Rencana jangka Pendek
Seorang manajer juga mengembangkan suatu
rencana jangka pendek, yang memiliki kerangka waktu satu tahun atau kurang.
Rencana jangka pendek (short-range plan) sangat mempengaruhi aktivitas
seharihari manajer.
Menurut
Louis A.Allen(1963), perencanaan terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh
seorang manajer untuk berfikir kedepan dan mengambil keputusan saat ini, yang
memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktub yang akan
datang. Berikut ini aktivitas tersebut.
1. Prakiraan (forecasting)
merupakan suatu usaha yang sistematis untuk memperkirakan waktu yang akan
datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta yang telah diketahui.
2. Penetapan Tujuan
(estabilishing objective) merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu
yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan.
3. Pemograman(pr0graming)
adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan:
langkah-langkah utama yang
diperlukan untuk mencapai suatu tujuan.
Unit dan anggota yang
bertanggung jawab untuk setiap langkah
Urutan serta pengaturan
waktu setiap langkah
4. Penjadwalan (scheduling) adalah penetapan waktu menurut kronologi tertentu guna
melaksanakan berbagai macam pekerjaan.
5. Penganggaran (budgeting)
merupakan suatu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang sumber daya
keuangan(funansial recoures) yang disediakan untuk aktivitas dan waktu
tertentu.
6. Pengembangan Prosedur(developing
procedure) adalah suatu aktivitas menormalisasikan cara teknik, dan
metode pelaksanaan suatu pekerjaan.
7. Penetapan dan interpretasi
kebijakan(establishing and interpreting policies) adalah suatu aktivitas
yang dilakukan dalam menetapkan syarat berdasarkan kondisi mana manajer dan
bawahannya akan berkerja. Suatu kebijakan adalah suatu keputusan yang
senantiasa berlaku untuk permasalahan yang timbul berulang demi suatu organisasi.
2.6.2 Unsur – Unsur Perencanaan
Unsur - unsur dari perencanaan : hasil
akhir karena hasil akhir merupakan tujuan atausasaran yang akan dicapai dalam
suatu perencanaan ,Alat - alat sebagai pemilihan dari kebjaksanaan strategis prosedur dan prakteknya,Sumber mencakup kwantitas
mendapatkandan mengalokasiakan bermacam macam sumber antara lain tenaga kerja
keuangan, Pelaksanaan, Pengawasan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling
penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan
eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus
lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya pada
intuisi 8 dugaan.
Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu perencanaan
organisasi dan perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3
yaitu perencanaan strategis, taktis dan operasional. Adapun kerangka waktu dala
perencanaan organisasi yaitu sebagai berikut : rencana jangka panjang, jangkah
menengah, dan jangka pendek.
Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan.
Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang
tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan keterbatasan.
DAFTAR
PUSTAKA
Griffin. 2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga - Jakarta
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen.
BPFE – Yogyakarta
Siswanto , bedjo,.2005.Pengantar
Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta
Stoner, James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta
Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2077093-tujuan-
perencanaan-dan-manfaat-perencanaan/#ixzz2N2OgH9Dq
perencanaan-dan-manfaat-perencanaan/#ixzz2N2OgH9Dq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar